Porsi MPASI Menurut WHO: Panduan Lengkap untuk Bunda Cerdas

Halo, selamat datang di benzees.ca! Senang sekali bisa menyambut Bunda di sini. Apakah Bunda sedang bingung dengan urusan MPASI (Makanan Pendamping ASI) si kecil? Tenang, Bunda tidak sendirian! Memberikan MPASI adalah fase penting dalam tumbuh kembang anak, dan wajar jika banyak pertanyaan muncul di benak kita. Salah satu pertanyaan yang paling sering muncul adalah, "Berapa sih porsi MPASI yang ideal menurut WHO?".

Pemberian MPASI yang tepat, baik dari segi waktu, tekstur, maupun porsi, sangat krusial untuk memastikan anak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembang optimal. Kurang gizi bisa menyebabkan stunting, sementara pemberian yang berlebihan juga tidak baik untuk pencernaan dan kesehatan si kecil. Itulah mengapa penting bagi kita, sebagai orang tua, untuk memahami panduan yang diberikan oleh organisasi kesehatan dunia seperti WHO (World Health Organization).

Di artikel ini, kita akan membahas secara lengkap dan santai tentang porsi MPASI menurut WHO. Kita akan mengupas tuntas rekomendasi WHO, memberikan tips praktis, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan umum seputar MPASI agar Bunda bisa memberikan yang terbaik untuk buah hati tercinta. Yuk, simak terus!

Mengenal Rekomendasi Dasar MPASI Menurut WHO

WHO (World Health Organization) memberikan panduan MPASI yang komprehensif, bukan hanya soal porsi, tapi juga waktu yang tepat untuk memulai MPASI, tekstur makanan, dan frekuensi pemberian. Memahami rekomendasi ini adalah langkah awal untuk memberikan MPASI yang optimal.

Kapan Waktu yang Tepat Memulai MPASI?

WHO merekomendasikan pemberian MPASI pada usia 6 bulan. Sebelum usia ini, ASI eksklusif sudah mencukupi kebutuhan nutrisi bayi. Tanda-tanda bayi siap MPASI antara lain:

  • Mampu duduk tegak dengan atau tanpa bantuan.
  • Kehilangan refleks menjulurkan lidah (saat diberi makanan, bayi tidak lagi otomatis mendorongnya keluar).
  • Menunjukkan ketertarikan pada makanan (misalnya, memperhatikan saat orang lain makan).
  • Membuka mulut saat disodori sendok.

Jika si kecil sudah menunjukkan tanda-tanda ini, Bunda bisa mulai memperkenalkan makanan padat secara bertahap. Ingat, setiap bayi unik, jadi jangan terpaku pada usia 6 bulan jika bayi belum siap. Konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan saran yang tepat.

Tekstur MPASI yang Tepat untuk Usia 6-8 Bulan

Pada usia 6-8 bulan, bayi masih belajar mengunyah dan menelan. Oleh karena itu, tekstur MPASI harus lembut dan mudah ditelan. Bunda bisa memberikan makanan yang dihaluskan (puree), disaring (saring), atau dilumatkan (mashed). Hindari memberikan makanan yang bertekstur keras atau berpotensi membuat bayi tersedak.

Mulai berikan makanan dengan tekstur yang sangat halus terlebih dahulu, kemudian secara bertahap tingkatkan teksturnya seiring dengan perkembangan kemampuan mengunyah si kecil. Proses ini penting agar bayi terbiasa dengan berbagai tekstur makanan.

Frekuensi Pemberian MPASI di Awal Pemberian

Di awal pemberian MPASI, berikan makanan sebanyak 2-3 kali sehari dengan porsi kecil. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan rasa dan tekstur baru kepada bayi. Perhatikan reaksi si kecil terhadap makanan baru. Jika bayi menolak, jangan dipaksa. Coba lagi di lain waktu.

Seiring bertambahnya usia dan kemampuan bayi, frekuensi pemberian MPASI bisa ditingkatkan menjadi 3-4 kali sehari dengan porsi yang lebih besar. Selalu perhatikan sinyal lapar dan kenyang bayi. Jangan memaksa bayi untuk makan jika dia sudah kenyang.

Panduan Praktis Porsi MPASI Menurut WHO

Setelah memahami rekomendasi dasar WHO, sekarang mari kita bahas secara spesifik mengenai porsi MPASI menurut WHO berdasarkan usia bayi. Ingatlah bahwa ini hanyalah panduan umum, dan setiap bayi mungkin memiliki kebutuhan yang berbeda.

Porsi MPASI untuk Bayi 6-8 Bulan

  • Frekuensi: 2-3 kali sehari.
  • Porsi: Mulailah dengan 2-3 sendok makan per kali makan. Tingkatkan secara bertahap menjadi ½ mangkuk kecil (sekitar 125 ml) per kali makan.
  • Contoh menu: Bubur saring sayuran (wortel, labu siam), puree buah (pisang, alpukat), bubur nasi dengan ikan.

Ingat, di usia ini ASI masih menjadi sumber nutrisi utama. Jadi, berikan MPASI sebagai pelengkap, bukan pengganti ASI. Tetap berikan ASI sesuai permintaan bayi.

Porsi MPASI untuk Bayi 9-11 Bulan

  • Frekuensi: 3-4 kali sehari.
  • Porsi: Tingkatkan menjadi ½ – ¾ mangkuk kecil (sekitar 125-175 ml) per kali makan.
  • Contoh menu: Nasi tim dengan daging cincang dan sayuran, bubur ayam dengan tahu dan tempe, makaroni schotel.

Di usia ini, bayi sudah mulai lebih aktif bergerak dan membutuhkan lebih banyak energi. Berikan MPASI yang lebih padat nutrisi dan bervariasi.

Porsi MPASI untuk Bayi 12-24 Bulan

  • Frekuensi: 3-4 kali sehari + 1-2 kali makanan selingan (snack).
  • Porsi: Tingkatkan menjadi ¾ – 1 mangkuk penuh (sekitar 175-250 ml) per kali makan.
  • Contoh menu: Nasi dengan lauk pauk lengkap (daging/ikan/ayam, sayuran, tahu/tempe), spaghetti bolognese, nasi goreng.

Di usia ini, bayi sudah bisa makan makanan yang lebih bervariasi dan bertekstur lebih kasar. Libatkan bayi dalam proses makan, biarkan dia mencoba makan sendiri untuk melatih kemampuan motoriknya.

Tips Memberikan MPASI yang Sukses

Selain memahami porsi MPASI menurut WHO, ada beberapa tips yang bisa Bunda terapkan agar proses pemberian MPASI berjalan lancar dan menyenangkan.

Perhatikan Tanda Lapar dan Kenyang Bayi

Jangan memaksa bayi untuk makan jika dia sudah kenyang. Perhatikan tanda-tanda kenyang seperti memalingkan wajah, menutup mulut, atau mendorong makanan. Sebaliknya, berikan makanan saat bayi menunjukkan tanda-tanda lapar seperti memasukkan tangan ke mulut, rewel, atau mencari puting susu.

Variasikan Menu MPASI

Berikan MPASI dengan variasi rasa dan tekstur untuk mencegah kebosanan dan memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang lengkap. Perkenalkan satu jenis makanan baru setiap beberapa hari untuk melihat apakah bayi memiliki alergi terhadap makanan tersebut.

Ciptakan Suasana Makan yang Menyenangkan

Jadikan waktu makan sebagai momen yang menyenangkan bagi bayi. Hindari memberikan makanan sambil memaksa atau memarahi bayi. Ajak bayi berinteraksi selama makan, bernyanyi, atau bercerita.

Tabel Rincian Porsi MPASI Menurut WHO

Berikut adalah tabel rincian porsi MPASI menurut WHO yang bisa Bunda jadikan panduan:

Usia Bayi Frekuensi Makan Porsi per Makan (Perkiraan) Contoh Menu
6-8 bulan 2-3 kali sehari 2-3 sendok makan (bertahap naik hingga 1/2 mangkuk kecil) Bubur saring, puree buah, bubur nasi dengan ikan
9-11 bulan 3-4 kali sehari 1/2 – 3/4 mangkuk kecil Nasi tim, bubur ayam, makaroni schotel
12-24 bulan 3-4 kali sehari + 1-2 snack 3/4 – 1 mangkuk penuh Nasi lauk pauk lengkap, spaghetti, nasi goreng

Catatan: Tabel ini hanyalah panduan umum. Sesuaikan porsi dan frekuensi makan dengan kebutuhan dan kemampuan bayi Anda.

FAQ Seputar Porsi MPASI Menurut WHO

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan seputar porsi MPASI menurut WHO:

  1. Berapa porsi MPASI ideal untuk bayi 6 bulan? Mulai dengan 2-3 sendok makan, kemudian tingkatkan secara bertahap.
  2. Apakah boleh memaksa bayi makan? Tidak, jangan pernah memaksa bayi makan.
  3. Bagaimana jika bayi menolak makanan baru? Coba lagi di lain waktu. Jangan menyerah!
  4. Apakah ASI masih perlu diberikan setelah MPASI? Ya, ASI tetap penting hingga usia 2 tahun atau lebih.
  5. Makanan apa saja yang sebaiknya dihindari saat MPASI? Madu (sebelum usia 1 tahun), makanan tinggi gula dan garam, makanan olahan.
  6. Bagaimana cara mengetahui bayi sudah kenyang? Perhatikan tanda-tanda seperti memalingkan wajah atau menutup mulut.
  7. Apakah boleh memberikan MPASI instan? Sebaiknya berikan MPASI homemade yang lebih sehat dan bergizi.
  8. Kapan bayi bisa makan makanan keluarga? Biasanya sekitar usia 1 tahun, asalkan makanan tersebut sehat dan tidak terlalu pedas atau asin.
  9. Bagaimana jika anak susah makan sayur? Coba sembunyikan sayur di dalam makanan lain atau buat makanan yang menarik dengan bentuk lucu.
  10. Apakah perlu memberikan suplemen vitamin saat MPASI? Konsultasikan dengan dokter anak terlebih dahulu.
  11. Bagaimana cara mengatasi sembelit pada bayi saat MPASI? Berikan makanan yang kaya serat seperti buah dan sayuran.
  12. Apakah alergi makanan bisa dicegah saat MPASI? Perkenalkan makanan alergen (seperti telur, kacang, ikan) secara bertahap.
  13. Kapan bayi boleh minum air putih? Setelah memulai MPASI, berikan air putih secukupnya di antara waktu makan.

Kesimpulan

Memberikan MPASI memang membutuhkan kesabaran dan pemahaman yang baik. Dengan memahami porsi MPASI menurut WHO dan menerapkan tips-tips yang sudah kita bahas, Bunda bisa memberikan nutrisi yang optimal untuk tumbuh kembang si kecil. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli gizi jika Bunda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran.

Terima kasih sudah membaca artikel ini! Jangan lupa untuk terus mengunjungi benzees.ca untuk mendapatkan informasi menarik dan bermanfaat lainnya seputar parenting dan kesehatan anak. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!